BAB I
Di dalam hal ini geografi mempelajari persebaran dan keaneka ragaman budaya.
Contoh aspek fisik berupa litosfer mengenai dataran tinggi dan aspek sosial geografi dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi fisik di daerah dataan tinggi suhu udara dingin, tanah subur berada di jalur pegunungan sehingga penduduk memanfaatkan daerah dataran tinggi untuk usaha perkebunan sebagai mata pencaharian kehidupan sehari-hari.
HAKIKAT GEOGRAFI
A. Pengertian Geografi.
Hasil Simlok IGI bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dari sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.
Hasil Simlok IGI bahwa geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dari sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks keruangan.
B. Ruang Lingkup Geografi.
Studi
geografi selalu menganalisis gejala manusia dan gejala alam dari segi
lokasi dan persebaran fenomena di permukaan bumi, serta mencari
interelasi dan interaksinya dalam ruang tertentu.
Rhoad Murphey mengemukakan tiga pokok ruang lingkup geografi, yaitu sebagai berikut:
1. Persebaran dan keterkaitan penduduk di muka bumi dengan sejumlah aspek-aspek keruangan serta bagaimana manusia memanfaatkannya.
2. Interaksi manusia dengan lingkungan fisik yang merupakan salah satu bagian dari keanekaragaman wilayah
3. Kajian terhadap region dan analisis dari region yang mempunyai ciri khusus
C. Objek studi geografi
Para ahli geografi Indonesia yang tergabung dalam IGI sepakat, bahwa objek studi geografi di bagi dua yaitu :
Para ahli geografi Indonesia yang tergabung dalam IGI sepakat, bahwa objek studi geografi di bagi dua yaitu :
1. Objek
material geografi adalah fenomena geosfer terdiri atas litosfer,
atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan antroposfer. Misalnya pola permukiman
desa-kota, DAS, bentangan alam, cuaca dan iklim.
2. Objek
formal geografi adalah cara memandang dan berpikir terhadap objek
material geografi dari sudut pandang keruangan dalam kontek kewilyahan
dan kelingkungan.
Objek formal meliputi hal-hal sbb:
- pola dari sebaran gejala tertentu di muka bumi (spatial pattern)
- keterkaitan sesame antar gejala (spatial system)
- perkembangan yang terjadi pada gejala tersebut (spatial processes)
D. Hakikat Geografi.
Studi
geografi pada hakikatnya merupakan pengkajian keruangan tentang
fenomena dan masalah kehidupan manusia. Studi itu disusun berdasarkan
hasil observasi berbagai fenomena di lapangan. Hasil observasi di
lapangan akan membentuk pola abstrak dari fenomena yang diamati. Pola
abstrak itulah yang disebut konsep geografi. Oleh karena itu, tanpa
kerja lapangan tidak akan menghasilkan konsep tentang hakikat fenomena
dan masalah kehidupan yang sebenarnya. Guna menghasilkan konsep fenomena
geografi diperlukan analisis fenomena manusia, fenomena alam, serta
persebaran dan interaksinya dalam ruang. Adapun untuk menunjukkan dan
menjelaskan fenomena tersebut dipermukaan bumi diawali dengan mengajukan
enam pertanyaan pokok. Yaitu what, where, why, who, dan how ( 5W +1H).
Misalnya untuk menjelaskan fenomena kelaparan maka pertanyaan yang
diajukkan adalah apa yang terjadi, di mana fenomena itu terjadi, kapan
fenomena itu terjadi, mengapa fenomena itu terjadi, siapa saja yang
sedang mengalami, dan bagaimana usaha untuk mengatasinya.
E. Konsep geografi.
Dalam geografi terdapat sepuluh konsep dasar yang esensial, yaitu :
E. Konsep geografi.
Dalam geografi terdapat sepuluh konsep dasar yang esensial, yaitu :
1. Konsep lokasi, yaitu letak di permukaan bumi monas terletak di Jakarta .
2. Konsep
jarak, yaitu jarak antara satu tempat dengan tempat yang lain harga
tanah di desa murah karena jauh dari pusat keramaian kota.
3. Konsep
keterjangkauan, yaitu hubungan suatu tempat dengan tempat lainnya
(jalan, komunikasi, dll). Masyarakat Badui terbelakang karena terisolir
dengan masyarakat lain.
4. Konsep
pola,yaitu adanya pola persebaran suatu fenomena, seperti permukiman
memanjang, memusat atau tersebar. Pemukiman penduduk nelayan memanjang
mengikuti garis pantai.
5. Konsep
morfologi, yaitu bentuk permukaan bumi sebagai hasil tenaga eksogen dan
endogen ( misalnya pulau, pegunungan, daratan, lereng dan lembah.
Setiap permukaan bumi mempunyai manfaat yang berbeda-beda bagi manusia.
Misalnya di daerah pegunungan cocok untuk pertanian sayur-sayuran dan
perkebunan.
6. Konsep aglomerasi, pemusatan penimbunan suatu kawasan. (industri, pertanian,
permukian). Masyarakat umumnya mengelompok dengan warga yang mempunyai tingkat kehidupan sejenis. Oleh karena itu muncul istilah daerah elit, kumuh (slum).
permukian). Masyarakat umumnya mengelompok dengan warga yang mempunyai tingkat kehidupan sejenis. Oleh karena itu muncul istilah daerah elit, kumuh (slum).
7. Konsep
nilai kegunaan, berkaitan dengan manfaat dari fenomena yang ada di
permukaan bumi yang bersifat relative. Misalnya daerah wisata mempunyai
nilai kegunaan yang berlainan bagi setiap orang, ada orang yang datang
ke daerah wisata hanya sekali bahkan ada yang berulang kali.
8. Konsep
interaksi dan interdependency, yaitu peristiwa saling mempengaruhi
antar berbagai fenomena geosfer. Misalnya interaksi antara desa dan
kota. Hal ini disebabkan oleh perbedaan dalam memanfaatkan potensi
sumber daya antara di desa dan di kota
9. Konsep
diferensiasi area, berkaitan dengan perbedaan corak antarwilayah di
permukaan bumi, dengan ciri khusus yang dapat dibedakan dengan wilayah
lain atau dikenal dengan istilah region. ( Asia Tenggara, Asia Selatan
Amerika Selatan)
10. Konsep
keterkaitan keruangan, yaitu hubungan persebaran suatu fenomena dengan
fenomena lain di suatu tempat. Misalnya pegunungan mempunyai suhu lebih
rendah daripada di daerah dataran rendah. Oleh karena itu sayuran, dan pinus dapat tumbuh dengan baik di daerah pegunungan.
F. Prinsip-prinsip Geografi.
Prinsip
geografi menjadi dasar pada uraian pengkajian (studi) dan pengungkapan
gejala, variasi, factor-faktor maupun masalah geografi. Secara teoritis
prinsip geografi terdiri dari:
1. Prinsip
penyebaran, yaitu gejala dan fakta geografi,baik menyangkut keadaan
alam maupun kemanusiaan yang tersebar luas di permukaan bumi. Penyebaran
tersebut tidak merata antara wilayah
satu dengan wilayah hubungan (relasi) gejala/factor yang satu dengan
yang lainnya. Dengan melihat dan menggambarkan gejala dan fakta pada
peta, kita dapat mengungkapkannya.
2. Prinsip
interelasi, yaitu interelasi dalam ruang yang menyatakan bahwa terdapat
saling berhubungan antara gejala satu dengan gejala lainnya atau antara
factor yang satu dengan factor lainnya dalam suatu ruang tertentu.
3. Prinsip
deskriptif, yaitu prinsip untuk memberikan penjelasan atau gambaran
lebih jauh tentang gejala atau masalah yang dipelajari atau sedang
diselidiki. Deskripsi ini digunakan untuk menjelaskan sebab-sebab
interaksi dan integrasi antara factor yang satu dan lainnya. Dalam
kerangka kerja geografi prinsip ini tidak dapat ditinggalkan.
4. Prinsip
korologis atau prinsip keruangan, bahwa dalam prinsip ini
gejala-gejala, fakta-fakta, dan masalah-masalah geografi ditinjau dari
penyebaran, interelasi, dan interaksinya dalam hubungannya terdapat pada
ruang tertentu. Yang dimaksud dengan ruang ini adalah permukaan bumi,
baik secara keseluruhan maupun sebagian.
G. Pendekatan Geografi.
Geografi sebagai ilmu kebumian selalu mengkaji hubungan timbal balik antara fenomena dan permasalahannya dengan pendekatan keruangan, ekologi, dan regional kompleks.
Geografi sebagai ilmu kebumian selalu mengkaji hubungan timbal balik antara fenomena dan permasalahannya dengan pendekatan keruangan, ekologi, dan regional kompleks.
1. Pendekatan keruangan (spatial approach)
Pendekatan keruangan mencoba mengkaji adanya perbedaan tempat melalui penggambaran, letak distribusi, relasi, dan interelasinya. Sebagai contoh adalah teori difusi yang menelaah adanya penjalaran atau pemekaran fenomena dalam ruang (space) dan dimensi waktu (time).
Pendekatan keruangan mencoba mengkaji adanya perbedaan tempat melalui penggambaran, letak distribusi, relasi, dan interelasinya. Sebagai contoh adalah teori difusi yang menelaah adanya penjalaran atau pemekaran fenomena dalam ruang (space) dan dimensi waktu (time).
2. Pendekatan kelingkungan (ecological approach)
Pendekatan ini berdasarkan interaksi organisme dengan lingkungannya. Dalam suatu ekosistem jika ada satu elemen berkembang diatas batas maksimal, maka elemen yang lain akan mengalami penurunan kualitas dan kuantitas.
Pendekatan ini berdasarkan interaksi organisme dengan lingkungannya. Dalam suatu ekosistem jika ada satu elemen berkembang diatas batas maksimal, maka elemen yang lain akan mengalami penurunan kualitas dan kuantitas.
3. Pendekatan kompleks wilayah merupakan gabungan antara pendekatan keruangan dan ekologi.
Disebut
kompleks wilayah tertentu (areal differentiation). Karena suatu
anggapan bahwa interaksi antar wilayah akan berkembang bila terdapat
permintaan dan penawaran antarwilayah tersebut. Dalam hubungan kompleks
wilayah ini, ramalan wilayah (region forecasting) dan perencangan
wilayah (regional planning) merupakan aspek-aspek yang menelaah fenomena
tertentu pada suatu region/wilayah secara fisik atau sosial. Region
adalah suatu bagian permukaan bumi yang memiliki karakteristik (cirri
khas yang sama), sehingga dapat dibedakan dengan daerah sekitarnya.
H. Aspek Geografi
Aspek geografi terdiri dari asek fisik dan aspek social yaitu:
1. Aspek fisik mengkaji semua fenomena yang terdapat dan terjadi di geosfer meliputi litosfer, atmosfer, hidrosfer dan biosfer.
2. Aspek sosial mengkaji manusia dan kehidupannya di muka bumi.
Aspek geografi terdiri dari asek fisik dan aspek social yaitu:
1. Aspek fisik mengkaji semua fenomena yang terdapat dan terjadi di geosfer meliputi litosfer, atmosfer, hidrosfer dan biosfer.
2. Aspek sosial mengkaji manusia dan kehidupannya di muka bumi.
Contoh aspek fisik berupa litosfer mengenai dataran tinggi dan aspek sosial geografi dalam kehidupan sehari-hari. Kondisi fisik di daerah dataan tinggi suhu udara dingin, tanah subur berada di jalur pegunungan sehingga penduduk memanfaatkan daerah dataran tinggi untuk usaha perkebunan sebagai mata pencaharian kehidupan sehari-hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar