Kata pengantar
A.pengantar
1.Prediksi astronesia
2.
Dua Planet Dalam Satu Orbit
3.Lautan
dan Kehidupan di Triton?
4.api
terjun
5.ice
cercle
6.crop
circle
7.gelumbang
beku
8.halo
matahari (cincin matahari)
9.pelangi
api ( fire rainbow )
10.morning
glory cloud
Astronesia-NASA memprediksi
bahwa Bumi akan mengalami kegelapan selama 3 hari, dan istilahkan sebagai
Blackout. Diperkirakan akan terjadi selama 3 hari yaitu tanggal 23, 24 dan 25
Desember 2012. Peristiwa ini disebabkan karena Posisi semua planet berada
sejajar membentuk sebuah garis lurus. Sehingga planet yang
berada di balik planet Pertama (Merkurius) akan terhalang mendapatkan sinar
matahari.
Berikut translate kutipan pernyataan NASA mengenai fenomena Blackout tersebut :
Berikut translate kutipan pernyataan NASA mengenai fenomena Blackout tersebut :
Entah benar atau
tidak, sebaiknya bersiap"lah, Jangan panik, tetap tenang, dan berdoalah.
Ingatlah untuk lebih banyak senyum, lebih banyak mencintai, lebih banyak
memaafkan.. setiap hari. Akan lebih baik untuk menghindari perjalanan jauh
sepanjang bulan Desember 2012. NASA memperkirakan kegelapan total pada 23-35
Dec 2012 pada saat "sejajarnya alam semesta". Ilmuan US memperkirakan
perubahan alam semesta, kegelapan total pada planet (bumi, red) selama 3 hari
dimulai pada 23 Des 2012. Ini bukanlah akhir dari dunia, ini adalah
"kesejajaran alam semesta", dimana matahari dan bumi akan berada pada
satu garis lurus untuk pertama kalinya. Bumi akan bertukar tem,pat dari dimensi
ke 3 ke dimensi 0, lalu bertukar lagi ke dimensi ke 4. Selama perpindahan ini,
seluruh alam akan menghadapi perubahan besar, dan kita akan melihat Dunia yang
benar" baru. (mungkin dimensi disini lebih ke arah posisi bumi kali yee )
Kegelapan selama 3 hari ini diperkirakan akan terjadi pada tanggal 23, 24 dan
25 Des, Selama kejadian ini terjadi, ketenangan adalah hal yang sangat
dibutuhkan, saling peluk satu sama lain, berdoa, dan terus berdoa.
Beristirahatlah selama 3 hari ini. Dan mereka yang bertahan akan menghadapi
Dunia yang benar" baru ... bagi mereka yang tidak bersiap" akan
banyak yang mati karena rasa takut. Berbahagialah, nikmati waktu yang ada mulai
dari sekarang. Jangan khawatir, dan berdoalah kepada Tuhan setiap hari. Banyak
sekali pembahasan tentang apa yang akan terjadi di tahun 2012, tapi banyak yang
tidak percaya, karena mereka takut akan menciptakan kepanikan dan ketakutan
pada semua orang. Kita tidak tahu pasti apa yang akan terjadi, tapi saya rasa
tidak akan sia" untuk mempercayai NASA tentang persiapan yang harus
dilakukan.
Semoga
saja ini hanya sebuah ramalan belaka, tetapi jika benar selama 3 hari bumi
tanpa sinar matahari tentu akan memicu ketakutan, depresi, halusinasi dan
berbagai hal diluar alam pikiran kita. Bukan itu saja, tetapi di perkirakan
memicu gempa bumi dan berbagai kejadian alam besar. Sebelumnya planet sejajar
ini di prediksi terjadi tanggal 8 September 2012 tetapi hal itu tidak terjadi
dan sekarang kembali keluar ramalan baru diperkirakan terjadi tanggal 23 - 25
Desember 2012
Astronesia-Astronom Amerika
Serikat menemukan sistem planet jauh yang belum pernah dilihat sebelumnya.
Astronom ini menemukan dua planet dalam satu orbit. Seperti apa?
Penemuan ini dipastikan menambah keyakinan teori menyatakan awalnya Bumi berbagi orbit dengan badan kosmik lain seukuran Planet Mars yang kemudian berubah menjadi bulan.
Sistem baru itu ditemukan teleskop Kepler. Seperti dikutip NewScientist, pada sistem itu terdapat empat planet dan dua di antaranya mengorbit bintang induk pada orbit yang sama, satu permanen mengorbit 60 derajat dan lainnya kebalikannya.
Penemuan ini dipastikan menambah keyakinan teori menyatakan awalnya Bumi berbagi orbit dengan badan kosmik lain seukuran Planet Mars yang kemudian berubah menjadi bulan.
Sistem baru itu ditemukan teleskop Kepler. Seperti dikutip NewScientist, pada sistem itu terdapat empat planet dan dua di antaranya mengorbit bintang induk pada orbit yang sama, satu permanen mengorbit 60 derajat dan lainnya kebalikannya.
Kemungkinan besar fenomena ini terjadi karena gravitasi ‘titik manis,’ kata astronom. Ketika satu planet mengorbit tubuh yang jauh lebih besar seperti bintang maka akan ada dua titik yang disebut Lagrange di sepanjang orbit planet tempat tubuh ketiga bisa mengorbit dengan stabil, baik pada 60 derajat di depan atau 60 derajat di belakang orbit.
Meski dalam teori planet bisa mengorbit bersama, belum ada satu orang pun pernah melihat bukti ini sebelumnya.
“Sistem seperti ini tak umum. Sistem ini satu-satunya yang telah kita lihat,” kata Jack Lissauer dari Ames Research Center NASA di Mountain View, California.
Beberapa astronom menduga hal serupa bisa terjadi di sistem surya kita. Hal ini merujuk pada bulan kita yang 50 juta tahun silam bertabrakan dengan Bumi saat tubuhnya masih seukuran Mars.
"Temuan ini menunjukkan hal yang sebelumnya kita duga tak bisa terjadi," kata astronom Princeton University Richard Gott.
|
Citra
Triton, bulan terbesar Neptunus, yang diabadikan oleh wahana Voyager 2 pada
24 Agustus 1989.
|
Astronesia-Triton, bulan terbesar
milik Planet Neptunus,
telah ditemukan sejak tahun 1846 oleh astronom Inggris, William Lassell. Namun,
hingga kini Triton masih menyimpan misteri. Satu hal yang dipertanyakan
ilmuwan, adakah lautan dan kehidupan di Triton?
Pertanyaan tersebut masuk akal, setidaknya dengan melihat beberapa petunjuk yang diberikan wahana luar angkasa milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Voyager 2, kala melintasi Triton tahun 1989.
Voyager 2 mengungkap bahwa permukaan Triton terdiri atas es, nitrogen, metana, dan karbon dioksida. Karena densitas Triton tinggi, ilmuwan menduga bahwa inti Triton berupa batuan silikat besar. Di bawah permukaan es, diduga terdapat lautan.
Ada satu karakteristik Triton yang mungkin membuatnya bisa punya lautan di bawah permukaannya. Bulan dengan diameter 2.700 kilometer ini punya retrogade orbit, arah orbit yang berlawanan dengan orbit benda langit lainnya.
Orbit Triton berpengaruh pada besarnya pasang surut. Gelombang pasang surut bisa memicu hilangnya energi yang kemudian diubah menjadi panas. Panas bisa melelehkan es di bawah permukaan sehingga menjadi sebuah lautan.
Ilmuwan, seperti diberitakan Space.com pada Kamis (6/9/2012), juga mengungkap bahwa panas yang dilepaskan punya konsekuensi lain, yaitu perubahan bentuk orbit dari elips menjadi lingkaran sempurna.
Panas di Triton tidak hanya dihasilkan oleh pasang surut, tetapi juga bisa berasal dari pemanasan radiogenik. Panas ini berasal dari peluruhan radioisotop dalam Triton itu sendiri. Proses ini bisa menghasilkan panas selama miliaran tahun.
Sekilas, terkesan bahwa panas hasil radiogenik lebih berperan dalam pembentukan lautan di bahwa permukaan. Namun, ilmuwan membuktikan bahwa pemanasan lewat proses ini saja tak akan mempertahankan lautan hingga 4,5 miliar tahun.
Triton terbentuk di wilayah sekitar Planet Neptunus yang disebut Sabuk Kuiper. Di suatu masa, Triton tertangkap oleh gravitasi Neptunus dan menjadi bulan planet itu. Seiring waktu, orbit Triton semakin menyerupai lingkaran.
Dalam penelitian terbaru, astronom menyelidiki pengaruh ketebalan es pada pasang surut dan pemanasan. Jika lapisan es tipis, maka efek pasang surut besar sehingga mungkin lautan masih ada. Jika Triton mendingin dan lapisan es tebal, maka efeknya akan sebaliknya.
Berdasarkan studi, Saswata Hier-Majumder dari University of Maryland mengatakan, "Saya pikir kemungkinan besar lautan yang kaya akan amonia ada di bawah lapisan permukaan Triton. Namun, ada beberapa keterbatasan pengetahuan kita tentang interior Triton dan masa lalunya sehingga sulit untuk memastikannya."
Jika lautan itu memang ada, maka kehidupan sederhana yang bisa bertahan di lingkungan ekstrem mungkin juga ada. Masih mungkin ada enzim makhluk hidup yang bekerja di lautan yang diprediksi bersuhu -97 derajat Celsius.
Dugaan lain, kehidupan yang ada mungkin berbasis silikon. Silikon diketahui bisa menjadi basis kehidupan seperti halnya karbon. Namun, semuanya masih tidak pasti. Riset ini dipublikasikan di jurnal Icarus yang terbit pada Agustus 2012.
Pertanyaan tersebut masuk akal, setidaknya dengan melihat beberapa petunjuk yang diberikan wahana luar angkasa milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Voyager 2, kala melintasi Triton tahun 1989.
Voyager 2 mengungkap bahwa permukaan Triton terdiri atas es, nitrogen, metana, dan karbon dioksida. Karena densitas Triton tinggi, ilmuwan menduga bahwa inti Triton berupa batuan silikat besar. Di bawah permukaan es, diduga terdapat lautan.
Ada satu karakteristik Triton yang mungkin membuatnya bisa punya lautan di bawah permukaannya. Bulan dengan diameter 2.700 kilometer ini punya retrogade orbit, arah orbit yang berlawanan dengan orbit benda langit lainnya.
Orbit Triton berpengaruh pada besarnya pasang surut. Gelombang pasang surut bisa memicu hilangnya energi yang kemudian diubah menjadi panas. Panas bisa melelehkan es di bawah permukaan sehingga menjadi sebuah lautan.
Ilmuwan, seperti diberitakan Space.com pada Kamis (6/9/2012), juga mengungkap bahwa panas yang dilepaskan punya konsekuensi lain, yaitu perubahan bentuk orbit dari elips menjadi lingkaran sempurna.
Panas di Triton tidak hanya dihasilkan oleh pasang surut, tetapi juga bisa berasal dari pemanasan radiogenik. Panas ini berasal dari peluruhan radioisotop dalam Triton itu sendiri. Proses ini bisa menghasilkan panas selama miliaran tahun.
Sekilas, terkesan bahwa panas hasil radiogenik lebih berperan dalam pembentukan lautan di bahwa permukaan. Namun, ilmuwan membuktikan bahwa pemanasan lewat proses ini saja tak akan mempertahankan lautan hingga 4,5 miliar tahun.
Triton terbentuk di wilayah sekitar Planet Neptunus yang disebut Sabuk Kuiper. Di suatu masa, Triton tertangkap oleh gravitasi Neptunus dan menjadi bulan planet itu. Seiring waktu, orbit Triton semakin menyerupai lingkaran.
Dalam penelitian terbaru, astronom menyelidiki pengaruh ketebalan es pada pasang surut dan pemanasan. Jika lapisan es tipis, maka efek pasang surut besar sehingga mungkin lautan masih ada. Jika Triton mendingin dan lapisan es tebal, maka efeknya akan sebaliknya.
Berdasarkan studi, Saswata Hier-Majumder dari University of Maryland mengatakan, "Saya pikir kemungkinan besar lautan yang kaya akan amonia ada di bawah lapisan permukaan Triton. Namun, ada beberapa keterbatasan pengetahuan kita tentang interior Triton dan masa lalunya sehingga sulit untuk memastikannya."
Jika lautan itu memang ada, maka kehidupan sederhana yang bisa bertahan di lingkungan ekstrem mungkin juga ada. Masih mungkin ada enzim makhluk hidup yang bekerja di lautan yang diprediksi bersuhu -97 derajat Celsius.
Dugaan lain, kehidupan yang ada mungkin berbasis silikon. Silikon diketahui bisa menjadi basis kehidupan seperti halnya karbon. Namun, semuanya masih tidak pasti. Riset ini dipublikasikan di jurnal Icarus yang terbit pada Agustus 2012.
1.
Api Terjun (Horsetail Falls)
Fenomena Api Terjun ini terdapat di Yosemite National Park yang terletak di California. Dinamakan Api terjun karena pada saat air jatuh dari ketinggian sekitar 2000 kaki, mirip dengan cairan lava yang sedang jatuh dari atas. Sebenarnya fenomena ini bukanlah lava yang jatuh, melainkan air yang sedang terjun mendapatkan efek dari sinar matahari yang akan terbenam. Namun fenomena ini harus didukung dengan cuaca yang cerah, keberadaan matahari yang tepat saat menyinari air, dan debit air yang cukup banyak untuk bisa membuat Air terjun di Yosemite National Park mirip dengan cairan lava yang sedang jatuh.
Fenomena Ice Circle ini bisa terjadi di mana saja. Biasanya
fenomena ini sering terjadi di daerah sungai yang meiliki arus yang lambat
serta iklim yang dingin. Bentuknya mirip seperti piringan yang berputar secara
perlahan. Fenomena ini juga pernah terjadi sekitar tahun 1930 di Toronto,
Canada.
Mendengar namanya, pasti fenomena ini sudah tak asling lagi
di telinga kita. Yah, itulah Crop Circle. Sebuah lingkaran yang mempunyai motif
berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Fenomena ini pertama kali muncul
sekitar akhir tahun 1970-an di London, Inggris. Namun di Indonesia juga
fenomena ini pernah muncul, yakni di Sleman, Yogyakarta pada 23 Januari 2011.
Penyebab utama pembuatan Crop Circle ini masih menyimpan banyak tanya. Apakah
buatan manusia, buatan alam, atau buatan makhluk dari luar bumi. Kini masalah
itu saling diperdebatkan, tapi kebanyakan dari ilmuwan berpendapat bahwa Crop
Circle itu dibuat oleh tangang-tangan kreatif manusia.
Fenomena ini terjadi di daerah Antartika. Penyebab utama
terjadinya gelombang beku ini yaitu reaksi antara salju dengan kondisi di
Antartika. Misalnya ketka sebuah gunung es yang jatuh ke laut maka akan
menimbulkan sebuah gelombang, dari gelombang itu bereaksi dengan salju dan akan
menghasilkan gelombang beku. Apabila gunung es yang jatuh ke laut membawa Alga,
maka gelombang yang terbentuk akan memiliki garis-garis warna seperti, hijau,
coklat, hitam dan kuning.
Fenomena ini sebenarnya pernah terjadi di San Frasisco, dan
di negara Indonesia pun juga pernah merasakan fenomena ini yaitu pada tanggal
04 Januari 2011 yang terjadi di kota Yogyakarta. Namun sebelumnya juga fenomena
ini pernah terjadi di Padang pada tahun 2009. Fenomena ini terbentuk akibat
kristal es yang membentuk sebuah busur berwarna putih dan berbintik-bintik yang
dibiaskan ke atas langit sehingga menciptakan sebuah cincin yang mengelilingi
matahari. Namun ada opsi lain yang bisa menciptakan lingkaran cincin diantara
matahari, yaitu faktor cuaca yang dingin. Karena cuaca dingin dapat membuat
kristal-kristal es yang sudah berubah menjadi debu berlian mengapung ke udara dan
menimbulkan cahaya yang melingkari matahari.
Di Indonesia, fenomena ini sempat terjadi di daerah Makasar.
Tapi bagaiman fenomena itu bisa terjadi ? Fenomena yang biasa disebut 'Busur
Circumhorizon' sebenarnya terjadi akibat sinar matahari yang menembus awan-awan
terang yang berada di ketinggian yang cukup tinggi. Karena awan-awan itu
terbentuk akibat kristal-kristal heksagonal, maka sinar matahari yang masuk
melalui permukaan vertikal kristal-kristal di atas akan meninggalkan beberapa
warna seperti pelangi.
Fenomena
ini tergolong suatu fenomena yang sangat langka. Namun fenomena ini pernah
terjadi di Teluk Carpenataria, Australia. Awan ini mempunyai bentuk memanjang
dengan panjang yang dapat mencapai 1000 km dan memiliki ketinggian antara 1-2
km. Awan ini sering disebut juga.